Mengenal Gejala Scleroderma dan Cara Mengatasinya


Scleroderma merupakan penyakit autoimun yang ditandai dengan produksi kolagen yang berlebihan. Kondisi yang mempengaruhi jaringan ikat dimana menyebabkan perubahan pada kulit, pembuluh darah, dan organ dalam. Gejala skleroderma pada satu orang dan orang lain bisa berbeda-beda. Tidak ada obat khusus untuk mengobati penyakit ini. Namun, kombinasi terapi obat dan perawatan tubuh dapat meredakan gejala dan mencegah komplikasi.

Gejala Scleroderma

Ada dua jenis utama skleroderma: lokal dan sistemik. Pada skleroderma lokal, gejala yang muncul adalah pengerasan kulit. Sedangkan jenis skleroderma sistemik juga mempengaruhi pembuluh darah dan organ dalam seperti paru-paru, ginjal, jantung dan saluran pencernaan. Sementara itu, gejala skleroderma sistemik dibagi menjadi dua subtipe, yaitu terbatas dan difus. Karena kondisi skleroderma sistemik difus lebih kompleks, gejalanya mungkin berhubungan dengan organ dalam yang terlibat.

Apa penyebabnya? Belum diketahui secara pasti apa penyebab utama dari ketiga sistem tersebut hingga menimbulkan kondisi abnormal. Menurut para ahli, ada kombinasi faktor genetik dan paparan lingkungan.

Contoh paparan lingkungan adalah zat beracun (benzena, silika, polivinil klorida) dan infeksi virus atau parasit.
Selain itu, sebanyak 75% skleroderma sistemik mempengaruhi wanita antara usia 30-50. Namun, tidak menutup kemungkinan anak-anak dan pria juga bisa mengalaminya. Kondisi ini bisa terjadi pada rentang usia 25-55 tahun.

Diagnosis dan Perawatan

Tidak ada penelitian yang dapat memberikan dasar untuk diagnosis definitif skleroderma. Harus ada perawatan ini:

Pemeriksaan riwayat medis Rutin

Banyak gejala skleroderma yang mudah dideteksi pada pemeriksaan. Misalnya, perubahan fisik pada wajah akibat penebalan kulit. Selain itu, penderita skleroderma sistemik juga akan mengalami kekakuan sendi, pelebaran pembuluh darah di wajah dan tangan (telangiectasias), serta deposit kalsium di jari dan tendon.

Fenomena Raynaud adalah salah satu gejala pertama skleroderma sistemik. Jari-jari mungkin tampak kemerahan, kebiruan, atau putih. Namun, fenomena ini juga bisa terjadi tanpa ada hubungannya dengan penyakit.
Selain itu, pasien sering mengeluhkan masalah pada sistem pencernaan, seperti regurgitasi asam dan kesulitan menelan.

Tes darah

Sebagian besar pasien skleroderma ditemukan memiliki antibodi anti-nuklear (ANA) positif dari sampel darah mereka. Karena skleroderma juga dapat mempengaruhi fungsi ginjal, dokter Anda mungkin juga memesan sampel urin dan tes darah dasar dengan panel metabolik.